contoh makalah pkn : prestasi diri (kelas 9 smp)

KATA PENGANTAR

 

 Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang  “prestasi diri”  ini

Makalah ini merupakan salah satu tugas Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semsester 2

 Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2012                                                                                                                makassar, 21 februari

                                                                                                                     Penyusun : Irsyad Amru

DAFTAR ISI

 

 

 Kata pengantar ………………………………………   1

 

 Daftar isi …………………………….   2

 

 BAB I  PENDAHULUAN …………………………..   3

 A. Latar Belakang  ………..…………………………  3

 B. Pokok Permasalahan ..…………………………….  3

 

 BAB II  PEMBAHASAN  …………………………… 4

 A.  prestasi diri bagi keunggulan bangsa……………………………    4

 B.  hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai         kemampuan  ……………… 5

 C.  Peran serta dalam berbagai aktifitas untuk                                 mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuandemi                 keunggulan bangsa    ……………………… 6

 

 

 BAB III  PENUTUP ………………………………    12

 A.  Kesimpulan ……………………………………     12

B.  Saran  …………………………………………    12

c. lampiran…………………………………….  13

DAFTAR PUSTAKA  ……………………………    21

      Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk sekedar makan dan

minum saja. Tetapi sebagai manusia harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah

hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya tergantung

pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana dikemukakan oleh

Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan

diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah dianjurkanbahkan

kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak

“Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk

berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga dalam bidang yang

lain seperti seni atau ilmu pengetahuan.

Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi

diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri dan

prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan

peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan

prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.

Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan

potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan

bangsa.

 

B. permasalahan

 

1. apa pengertian prestasi diri ?

2. bagaimana cara untuk meraih prestasi diri ?

3. seberapa penting prestasi diri bagi seseorang ?

            Bab ii

  

     pembahasan

 

A. PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA

 

Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan

yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali

dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya

pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah

memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah

suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu

bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun

kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human

Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki

peringkat 107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi

dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara

terkorup seperti sebelumnya.

Apakah mereka

dapat disebut telah berprestasi ?

Coba bandingkan

pemahaman kalian tentang aktivitas dan hubungannya

dengan prestasi diri dengan paparan berikut ini.

Setiap manusia apapun profesinya tentu akan

mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena

dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah

dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau

tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara

jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah

dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap

orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :

• melukis

• berolahraga

• irama musik

• cepat menghitung

• puisi

• pemimpin

• menyesuaikan diri

• tampil menawan dan lain-lain

Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak

mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing

peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan

dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang

satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang

tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis

dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa

demikian?

Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang

berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri

setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli

berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik

(berbeda satu dengan lainnya).

Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka

setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan

bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan

jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi

Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007,

Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ

Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak

lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua

berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di

bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan

serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat

berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau

belum mampu berprestasi seperti mereka ?

B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK                BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN

 

Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang

berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan

dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun

belum dipergunakan secara maksimal.

Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh

manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri

yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki

potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau

bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.

Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki

setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan

untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah

kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap

orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada

yang negatif.

Potensi diri yang positif seperti :

 

1. memiliki idealisme

2. dinamis dan kreatif

3. keberanian mengambil resiko

4. optimis dan kegairahan semangat

5.kemandirian dan disiplin murni

6. fisik yang kuat dan sehat

7. sikap ksatria

8. terampi dalam menerapkan iptek

9. kompetitif

10. daya pikir yang kuat

11. memiliki bakat

 

 

Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga

memiliki potensi diri yang negatif seperti :

1. mudah diadu domba

2. kurang berhati-hati

3. emosional

4. kurang percaya diri

5. kurang mempunyai motivasi

C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS UNTUK

    MEWUJUDKAN PRESTASI DIRI SESUAI KEMAMPUAN

    DEMI KEUNGGULAN BANGSA.

ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari

seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),

kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement),

dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan

menempuh resiko.

Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat

dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan

melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya

dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner

memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa

 

“keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes

standar semata, namun sebagai:

1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi

dalam kehidupan manusia.

2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan

baru untuk diselesaikan.

3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau

menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan

dalam budaya seseorang.

Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari

anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat

taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat

jarang ditemukan sedangkan anak

berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.

Ada lima macam keberbakatan,

yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2) keberbakatan

akademik, (3) keberbakatan

kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan

dan sosial, dan (5) keber-bakatan seni.

Analisis dari Bloom tentang lantip

pada Peserta Olympiade Science, bahwa :

Pertama, memiliki kemampuan luar

biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah

besar waktu dan usaha untuk mencapai

suatu standar yang tinggi. Karakteristik

ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun

dan menjadi semakin bertambah setelah

orang-orang tersebut menerima pengajaran

beberapa tahun.

Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya

dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad

untuk melakukan yang terbaik.

Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat

tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam

bidang talent tersebut.

Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 

• fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;

• diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan

orang dewasa;

• keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka

memberikan sumbangan positif dan konstruktif;

• kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam

pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;

• memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua

orang (egalitarian) dan jujur;

• perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;

• bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol

ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;

• mampu mempertahankan hubungan abadi dengan

teman sebaya dan orang dewasa;

• mampu merangsang perilaku

produktif bagi orang lain;

• memiliki kapasitas yang luar

biasa untuk menanggulangi

situasi sosial dengan cerdas,

humor, dan pemahaman.

Karakteristik di atas biasanya

dimiliki oleh mereka yang

telah berprestasi. Prestasi akan

mencapai hasil yang bagus jika

dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan

bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh dari guru

yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang

potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat

membantu siswa untuk berprestasi antara lain :

1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru

2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fi sik

maupun psikis

3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam

4. Penuh pengertian

5. Mempunyai sifat toleransi

6. Mempunyai kreativitas yang tinggi

7. Bersikap ingin tahu

 

Selain memiliki kepribadian, guru

juga harus memiliki hubungan sosial

dengan siswa yang dapat mendorong

timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai

bergaul dengan anak berbakat serta

memahami kesulitan yang dihadapi anak

tersebut. Selain itu guru diharapkan

dapat menyesuaikan diri dan mudah

bergaul serta mampu memahami dengan

cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.

Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian

khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak

berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara

kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti

melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk

tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan

mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya.

Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya

dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki

anak untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya.

Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan

orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan

kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa

kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam

arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak,

tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi

dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu

memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan

anaknya.

Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya,

karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi

jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung

maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna.

Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan

masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi

Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade

Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman

Hasan Saputra. Peran masyarakat juga bisa dengan

memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai

seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah,

atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan

suatu prestasi.

Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan,

seseorang yang punya potensi diri akan mampu

menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat

dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat. Peran

guru bisa diganti oleh pelatih maupun seseorang yang punya

kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade

Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian

Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra.

Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need

of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson

dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan

berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu

yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan.

Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini

menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab

secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna

memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah yang

harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi,

jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat

dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri.

Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso

merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu

melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko,

dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan

kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut

untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional,

efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan

peluang atau kesempatan yang kita peroleh.

Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat

dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan

oleh Sujiyanto yaitu :

 

1. kreatif dan inovatif

2. tanggung jawab

3. bekerja keras

4. memanfaatkan sumber daya

 

 

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai

remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja

adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk

dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.

Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:

1. Kemampuan berkomunikasi

2. Menjalin hubungan dengan orang lain

3. Menghargai diri sendiri dan orang lain

4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain

5. Memberi atau menerima feedback

6. Memberi atau menerima kritik

7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.

Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja

pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula

bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan

aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan

dapat berprestasi.

Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan

remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan

sosial (social skill) yaitu:

1. Keluarga

2. Lingkungan

3. Kepribadian

4. Rekreasi

5. Pergaulan dengan lawan jenis

6. Pendidikan/sekolah

7. Persahabatan dan solidaritas kelompok

8. Lapangan Kerja

Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang

remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus

dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat

tercapainya prestasi diri. Di bawah ini adalah beberapa

hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek

psikososial remaja:

 

1. keluarga

2. lingkungan

3. kepribadian

4. rekreasi

5. pergaulan dengan lawan jenis

6. pendidikan

7. persahabatan dan solidaritas kelompok

8. meningkatkan kemampuan penyusuaian diri

 Penutup

 

A. kesimpulan

        Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain lain.

 

 

B. saran

    penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik

Daftar pustaka

 

—-  Depepdiknas, contextual teaching and learning pendidikan kewarganegaraan ——-

—-  http://hends25.blogspot.com ——–

—-  http://911medical.blogspot.com —-